Sabtu, 14 Mei 2011

Wahai Putri-Putriku


Wahai Putriku ....!!!

Putriku tercinta! 
Aku seorang yang telah berusia hampir limapuluh tahun.
Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan.
Aku telah mengunjungi banyak negeri, dan berjumpa dengan banyak orang.
Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia.
Oleh karena itu dengarkanlah nasehat-nasehatku yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, yang belum pernah engkau dengar dari orang lain sebelumnya.
Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kejahatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul, dan mulut letih, tetapi kami tidak menghasilkan apa-apa. 
Kemungkaran tidak dapat kami berantas, bahkan semakin bertambah, kerusakan telah mewabah, para wanita keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan, betis dan lehernya.

Wahai Putriku …..
Kami belum menemukan cara untuk memperbaiki, kami belum tahu jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku!
Kuncinya berada di tanganmu.
Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa,
tetapi bila engkau tidak setuju,
laki-laki itu tidak akan berani,
dan andaikata bukan lantaran lemah gemulaimu,
laki-laki tidak akan bertambah parah.

Wahai Putriku …!
Engkaulah yang membuka pintu,
kau katakan kepada si pencuri itu :
“ Silakan  Masuk … ketika ia telah mencuri,
“ Engkau berteriak : maling …! Tolong …tolong… saya kemalingan. 
Demi Allah … ,
Dalam khayalan seorang pemuda tak melihat gadis kecuali gadis itu telah ia telanjangi pakaiannya.
Demi Allah …
begitulah, jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki-laki,
bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. 

Wahai Putriku...
Ia akan berbicara kepadamu sebagai seorang SAHABAT, ADIK, ATAU KAKAK
Apa, wahai puteriku?
Coba kau pikirkan! Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan,
kemudian engkau ditinggalkan, dan ……
engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya,
dan engakulah yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu.
Jiwamu menangis, ….
keningmu tercoreng, ….
selama hidupmu engkau akan tetap berkubang dalam kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu selamanya.

Wahai Putriku
Bila engkau bertemu dengan pemuda, kau palingkan muka, dan menghindarinya. Apabila pengganggumu berbuat lancang lewat perkataan atau tangan yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya,
bila semua ini engkau lakukan,maka semua orang di jalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak nakal itu takkan mengganggu gadis-gadis lagi. 
Apabila anak laki-laki itu menginginkan kebaikan maka ia akan mendatangi orang tuamu untuk melamar.
Cita-cita wanita tertinggi adalah perkawinan.
Wanita, bagaimanapun juga status sosial, kekayaan, popularitas, dan prestasinya,
sesuatu yang sangat didamba-dambakannya adalah menjadi isteri yang baik serta ibu rumah tangga yang terhormat.
Tak ada seorangpun yang mau menikahi pelacur,
sekalipun ia lelaki hidung belang,
apabila ia akan menikah tidak akan memilih  wanita jalang (nakal),
akan tetapi ia akan memilih wanita yang baik
karena ia tidak rela
bila ibu rumah tangga dan ibu putera-puterinya adalah seorang wanita amoral. Sesungguhnya krisis perkawinan terjadi disebabkan kalian kaum wanita!
Krisis perkawinan terjadi disebabkan perbuatan wanitawanita asusila,
 sehingga para pemuda tidak membutuhkan isteri,
akibatnya banyak para gadis berusiac ukup untuk nikah tidak mendapatkan suami. 
Mengapa wanita-wanita yang baik belum juga sadar?
Mengapa kalian tidak ,  berusaha memberantas malapetaka ini?
Kalianlah yang lebih patut dan lebih mampu daripada kaum laki-laki
untuk melakukan usaha itu karena kalian telah  mengerti bahasa wanita
dan cara menyadarkan mereka,
dan oleh karena yang menjadi korban kerusakan ini adalah kalian,
para wanita mulia dan beragama.
Maka hendaklah kalian mengajak mereka agar bertakwa kepadaAllah,
Bila mereka tidak mau bertakwa,
peringatkanlah mereka akan akibat yang buru k dari perzinaan seperti terjangkitnya suatu penyakit. 
Bila mereka masih membangkang
Maka beritahukan akan kenyataan yang ada,
Katakan kepada mereka : kalian adalah gadis-gadis remaja putri yang cantik,
oleh  karena itu banyak pemuda mendatangi kalian dan berebut di sekitar kalian, akan tetapi apakah keremajaan dan kecantikan itu akan kekal?
Semua makhluk di  duniaini tidak ada yang kekal.
Bagaimana kelanjutannya, bila kalian sudah  menjadi nenek dengan punggung bungkuk dan wajah keriput?
Saat itu, siapakah  yang akan memperhatikan?
Siapa yang akan menaruhsimpati?
Tahukah kalian,  siapakah yang memperhatikan, menghormati dan mencintai seorang nenek?
Mereka adalah anak dan para cucunya, saat itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu ditengah rakyatnya
Duduk di atas singgasana dengan memakai mahkota,
tetapi bagaimana dengan nenek yang lain,
yang masih belum bersuami itu?
Apakah  kelezatan itu sebanding dengan penderitaan di atas?
Apakah akibat itu akan kita tukar dengan kelezatan sementara? 

Teruntk 
putriku dan teman temannya


Tidak ada komentar: